Babel_News™ | TEMPAT UPDATE INFORMASI TERBARU | NEWS UPDATEBabel_News™: biologi
Headlines News :

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biologi. Tampilkan semua postingan

Ahli AS Ciptakan Virus Flu Burung Jenis Baru

Written By Bayu_Tecno™ on Senin, 23 Januari 2012 | 09.11

H5N1
Ahli AS Ciptakan Virus Flu Burung Jenis Baru
kali ini berita datangnya dari Amerika,Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat berhasil menciptakan strain baru virus flu burung yang lebih kuat. Namun, penelitian ini dihentikan dan tidak dipublikasikan karena khawatir akan digunakan oleh kelompok teroris.


Dilansir dari BBC, para ilmuwan menghentikan penelitian atas rekomendasi dari Dewan Penasehat Ilmu Pengetahuan Nasional (NSABB) soal Keamanan Biologi AS, pekan lalu.

Tim ilmuwan gabungan antara Universitas Erasmus di Belanda dan Universitas Wisconsin-Madison di AS menemukan strain baru dari virus flu burung yang lebih kuat.
Berdasarkan hasil penelitian, strain flu burung yang mereka ciptakan dapat dengan mudah menular di antara pada musang percobaan. Ini berbeda dengan virus H5N1 yang sulit menular dari unggas ke mamalia.
Ilmuwan berbeda pendapat soal apakah mereka perlu menerbitkan hasil penelitian mereka di sebuah jurnal ilmu pengetahuan atau tidak. Dalam surat yang diterbitkan di jurnal Science and Nature, tim ilmuwan ini menyerukan dibentuknya forum internasional untuk mendiskusikan risiko dan nilai dari penelitian mereka.


Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghentikan sementara penelitian mereka setelah mendapatkan peringatan dari pemerintah AS. Sebuah panel penasihat AS telah mengatakan bahwa data-data soal virus tersebut dapat digunakan oleh para teroris.



Ahli dari NSABB mengatakan bahwa ini adalah langkah yang tepat. Pasalnya, jika data ini jatuh ke tangan yang salah, maka para ahli keamanan biologi khawatir virus ini dapat menyebabkan wabah yang lebih mematikan daripada flu Spanyol yang merebak tahun 1918-1919. Flu Spanyol kala itu menewaskan 40 juta orang di seluruh dunia. (umi)


• VIVAnews

Monyet Asal Kalimantan Timur Batal Punah

Written By Bayu_Tecno™ on Jumat, 20 Januari 2012 | 17.15

monyet langka
kali ini berita berasal dari pulau BORNEO.Sekelompok peneliti yang bekerja di hutan rimba di Indonesia berhasil menemukan kembali monyet abu-abu raksasa (Presbytis thomasi) yang sangat langka dan dipercaya telah punah. Mereka terkejut saat menemukan hewan itu berada jauh dari kawasan yang sebelumnya diperkirakan jadi rumah mereka.



Untuk menemukannya, peneliti memasang kamera di hutan Wehea, sisi Timur pulau Kalimantan pada Juni tahun lalu. Awalnya mereka menargetkan untuk mendapatkan foto macan tutul abu-abu, orangutan, atau satwa lain yang hidup di kawasan itu.

Ternyata, saat gambar-gambar dikumpulkan, mereka malah menemukan sekelompok monyet yang tak pernah terlihat sebelumnya.

Berhubung tak pernah ada dokumentasi foto terhadap monyet-monyet tersebut, tantangan pertama para peneliti, kata Brent Loken, peneliti dari Simon Fraser University, Kanada, yang mengetuai penelitian, adalah untuk mengonfirmasi dugaan mereka terkait monyet tersebut.

Pasalnya, sejauh ini, gambar-gambar yang ada hanyalah coret-coretan di museum.

“Kami terkejut saat mengetahui bahwa monyet ini masih hidup dan ternyata ada di Wehea,” kata Loken, dikutip dari Guardian, 20 Januari 2012.

Sebelumnya, monyet tersebut tinggal di kawasan Timur Laut pulau Kalimantan, dan juga di Sumatera, Jawa, dan semenanjung Malaysia. Beberapa tahun lalu sempat muncul kekhawatiran bahwa monyet-monyet tersebut telah punah.
Masih Banyak
Seperti diketahui, hutan tempat di mana monyet-monyet itu tinggal telah hancur akibat kebakaran, penebangan liar oleh manusia, serta konversi hutan menjadi lahan pertanian dan pertambangan. Sebuah survey lapangan ekstensif yang dilakukan tahun 2005 lalu gagal menemukan jejak spesies itu.

“Bagi kami, penemuan monyet ini mewakili bahwa ada sangat banyak spesies hewan di Indonesia,” kata Loken. “Sangat banyak satwa yang tidak kita ketahui dan kawasan tempat tinggal mereka musnah secara cepat. Kemungkinan, banyak hewan-hewan ini yang segera masuk tahap kepunahan,” ucapnya. (ren)
• VIVAnews

Merancang Kembali Yang Telah Musnah

Written By Bayu_Tecno™ on Sabtu, 17 Desember 2011 | 07.25

Ketika masih kanak-kanak, saya sering sekali mengkhayal setiap kali menonton The Lost World, “Wah, seru sekali kalau punya dinosaurus peliharaan di rumah...”. Tentu saja anggota keluarga saya yang lain tertawa mendengar khayalan saya. “Maklum, anak-anak.”, mungkin begitu pikir mereka. Okelah, mungkin memang masih terlalu jauh untuk berpikir bagaimana cara membangunkan makhluk prasejarah itu. Untuk dinosaurus memang terlalu ekstrim, tapi ternyata cukup menjanjikan untuk banyak makhluk lain!

Beberapa tahun terakhir ini, dunia biologi membuka harapan besar untuk menghidupkan kembali satwa-satwa yang telah punah setelah Teruhiko Wakayama, seorang profesor biologi asal Jepang berhasil membuat kloning dari seekor mencit yang telah beku selama dua dekade. Para ahli genetika dan biologi molekuler pun berusaha untuk melakukan terobosan yang lebih spektakuler lagi, yakni merancang kembali makhluk hidup yang telah punah dari muka bumi! Ya, mulai burung Dodo (Raphus cucullatus) yang punah pada akhir abad ke-17, serigala Tasmania (Thylacinus cynocephalus), Quagga (Equus quagga) yang individu terakhirnya mati di kebun binatang Amsterdam tahun 1883, sampai beberapa subspesies dari harimau yang telah punah (Panthera tigris balicaPanthera tigris sondaica), bukan suatu hal yang mustahil lagi bahwa suatu saat nanti mereka akan kembali menjelajahi muka bumi ini. Para ilmuwan di San Diego, misalnya. Bermodal hanya sedikit jaringan yang diambil dari spesimen awetan banteng Jawa yang telah mati selama beberapa tahun, mereka berhasil mengisolasi DNA banteng Jawa tersebut dan memasukkannya ke sel telur sapi biasa. Hasilnya, dua ekor banteng Jawa dilahirkan dari rahim sapi biasa. Metode yang digunakan untuk hal itu adalah dengan meniru metode yang pertama kali dipakai untuk membuat domba kloning pertama, Dolly, yakni mengganti inti sel telur induk angkat dengan inti sel dari hewan yang hendak “dibangun”.

National Geographic bulan Mei 2009 ini menyajikan berita yang cukup menarik mengenai usaha para ilmuwan untuk membangkitkan kembali mamooth (ex. Mammuthus primigenius), sejenis gajah raksasa berbulu lebat yang pernah menguasai lingkaran kutub utara puluhan ribu tahun silam. Dengan ditemukannya spesimen utuh seekor bayi mamooth di Siberia dua tahun yang lalu, para ilmuwan berhasil memetakan lebih dari 70% genom mamooth yang merinci banyak hal dasar yang amat diperlukan untuk menghidupkan hewan kembali hewan purba itu. “Saya dulu tertawa mendengar Steven Spielberg (sutradara kawakan yang juga menangani pembuatan film The Lost World) berkata bahwa kloning binatang yang sudah punah tak bisa dihindari. Tapi kini saya tak lagi tertawa, setidaknya menyangkut mamooth. Ini bakal terjadi. Tinggal detailnya saja,” ujar Hendrik Poinar, pakar DNA purbakala dariMcMaster University.

Dalam kasus membangunkan kembali binatang purba itu, pertama-tama haruslah didapatkan urutan DNA yang lengkap dari hewan punah yang hendak dibuat kembali. Urutan DNA ini amat panjang, bisa jadi terdiri atas milyaran pasangan basa (purin – pirimidin). Selanjutnya, para ilmuwan perlu membuat peta dari genom hewan tersebut. Keseluruhan genom itu kemudian harus diurutkan ulang berkali-kali untuk membuang DNA asing yang bukan berasal dari spesies tersebut. Kemudian, barulah DNA tersebut dikemas dalam benuk kromosom. Setelah memperoleh kromosom yang dapat digunakan, dapatlah dibuat inti sel sintetis yang nantinya (seperti yang diceritakan tadi) akan diselipkan ke sel tanpa inti dari induk angkatnya. Induk angkat tersebut diusahakan berkerabat dekat dengan hewan rancangan tadi, satu genus, atau setidaknya satu famili.

Untuk banyak spesies lain yang berlum terlampau jauh rentang waktu kepunahannya, hal itu jauh lebih mudah. Untuk serigala Tasmania, sejauh ini para ilmuwan telah berhasil membangun ulang sebagian besar dari DNA nya, terutama bagian yang membentuk bangun dasar tubuh. Dalam DNA berpenanda radioaktif yang disuntikkan ke tubuh beberapa hewan percobaan, terlihat bahwa DNA yang mengkode pembentukan tulang dan beberapa organ telah berhasil diisolasi. Karena itu, para ilmuwan terus mencari spesimen yang lebih utuh dan segar dari tiap-tiap hewan punah tersebut untuk membangun perpustakaan gen yang lebih lengkap. Pastilah, bicara soal menghidupkan lagi spesies yang telah punah dewasa ini tidak lagi dianggap science-fiction belaka.

Percayalah, keberhasilan membangkitkan kembali harimau Jawa, serigala Tasmania, burung Dodo, mamooth, bahkan dinosaurus(?) hanya tinggal menunggu waktu saja. Namun, letak permasalahannya bukanlah di situ, bukan soal teknologinya, tetapi lebih ke soal etis. Ketika kita berhasil mengklon hewan yang telah punah, kita akan mendapatkan hewan yang sebatang kara di kebun binatang, bukan di habitat aslinya yang memang sudah tidak ada. Perlu dipertimbangkan kembali baik dan buruknya membangunkan kembali spesies yang telah punah. Memang, keberhasilan seperti itu akan membawa terobosan yang amat revolusioner di bidang sains, khususnya biologi, akan tetapi secara etis masih banyak sekali yang perlu dipertimbangkan.

Entahlah bagaimana akhirnya nanti. Namun saya pribadi yakin bahwa tak lama lagi akan ada banyak spesies punah yang dapat dibangun kembali, tentunya dengan segala kontroversi yang menyertainya!

Referensi :
National Geographic
How To Build a Dinosaur: Extinction doesn’t have to be forever by Jack Horner, James Gorman

Bagaimana tumbuhan bisa menyerap air dan mineral dari dalam tanah?

Tumbuhan mungkin makhluk tak berakal terbaik yang pernah diciptakan. Yang dibahas sekarang adalah bagaimana tumbuhan mampu menyerap air dan mineral dari dalam tanah hingga mencapai ketinggian ratusan meter? Wah, memang sulit dipercaya. Bagaimana tidak, itu sama saja melawan gravitasi. Bahkan dengan tekhnologi tercanggih saat ini memerlukan pompa yang canggih untuk melakukan hal seperti itu.

Tapi, bagaimana tumbuhan dapat melakukannya?

Mudah saja bagi Tuhan untuk melakukannya. Tapi, bagi kita untuk memecahkannya saja sulit. Sampai saat ini, ilmuwan belum dapat memastikan secara pasti teori mengenai masalah ini. Ilmuwan hanya mampu mengajukan beberapa teori yang masuk akal mengenai hal ini. Salah satu teori yang paling terkenal adalah bahwa tumbuhan memanfaatkan perbedaan tekanan air di dalam dan di luar sel pengangkut (xilem). Jadi, tumbuhan harus terus menyesuaikan tekanan di dalam sel-sel xilemnya. Asal tahu saja, sel-sel xilem adalah sel mati. Xilem terdiri dari sel-sel pembuluh dan trakeid. Sel-sel itu seperti pori-pori yang saling terhubung yang memungkinkan air untuk melewatinya.

Dan bagaimana tumbuhan memanfaatkan perbedaan tekanan tersebut?

Saat tekanan di luar sel tinggi, maka tumbuhan harus berusaha untuk mempertahankan tekanan di dalam selnya dengan tidak menguapkannya terlalu banyak, karena hal itu dapat menyebabkan air di luar sel masuk terlalu banyak dan yang nantinya dapat menyebabkan tumbuhan kelebihan air dan membusuk. Lalu, jika  tekanan di luar sel rendah, maka tumbuhan harus menyesuaikan tekanan di dalam selnya untul lebih rendah agar air dari tumbuhan tidak keluar dari sel dan sebaliknya, air dari luar sel dapat masuk ke dalam sel. Dengan begitu, tumbuhan dapat mengambil air sebanyak-banyaknya.

Manusia Bisa Melihat Medan Magnet

Nah kali ini saya akan menshare informasi seputar EDUCATION sains...
CryptochromeTanpa disadari, manusia sebenarnya bisa melihat medan magnet bumi karena adanya suatu senyawa dalam mata. Ada kemungkinan, nenek moyang manusia dulu punya kemampuan tersebut. Sebuah studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan protein bernama cryptochrome terdapat pada retina. Protein tersebut banyak didapati pada hewan dan tumbuhan sehingga beberapa spesies bisa menggunakan medan magnet bumi untuk melakukan navigasi.

Cryptochrome
Elektron dalam molekul cryptochrome saling terkait. Medan magnet bumi menyebabkan elektron bergoyang. Reaksi kimiawi untuk merespons goyangnya elektron tersebut membuat burung dapat melihat medan maget dalam warna-warni. Para peneliti sebelumnya mengira cryptochrome tidak memiliki banyak keuntungan bagi manusia sehingga tidak dapat mengenali medan magnet seperti burung. Karenanya, manusia butuh patokan atau perangkat GPS untuk mengetahui arah.
Sangkaan ini yang sepertinya harus diubah setelah para ahli saraf dari University of Massachusetts melakukan penelitian. Mereka mengambil cryptochrome dari manusia dan memberikannya pada lalat buah yang kehilangan kemampuan melihat medan magnet. Hasilnya, seperti dilaporkan Wired Science, lalat buah kembali memiliki kemampuan melihat medan magnet. Sayangnya pada manusia, cara kerja cryptochrome tidak seperti pada lalat. "Kami tidak tahu apakah kerja molekul itu sama pada retina manusia. Tapi kemungkinan itu ada," kata Steven Reppert, ahli saraf dari University of Massachusetts.
Saat ini ilmuwan mengetahui bahwa cryptochrome pada manusia berfungsi sebagai jam molekul, bukan sebagai kompas. Tapi para peneliti menduga bahwa nenek moyang manusia terbantu dengan adanya protein tersebut untuk menentukan arah. Jika suatu saat para peneliti berhasil mengembalikan kemampuan tersebut... selamat tinggal perangkat GPS.

tourism

More on this category »

Technology News

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Babel_News™ - All Rights Reserved
Template Modify by AriefSaraV Bayu_Tecno™
Proudly powered by Blogger